Suara Hati: Keresahan Karena Corona, Hingga Fase New Normal Indonesia

Daftar Isi [Tampil]
keresahan karena corona dan fase new normal Indonesia

Rubrikpena.com - Pandemi COVID-19 atau virus corona di Indonesia menuju pertengahan tahun 2020 belum juga berakhir. Tapi, life must go on

Berbagai langkah penanggulangan dan pencegahan telah dilakukan oleh pemerintah pusat hingga daerah. Hal ini dilakukan agar menekan jumlah pasien yang terpapar virus corona semakin menurun.

Meskipun faktanya, data secara global di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan setiap harinya. Namun, kita semua harus tetap optimis bahwa Indonesia bisa segera terbebas dari pandemi ini.

Pembahasan mengenai dampak positif dan bahkan negatifnya dari sebaran COVID-19 telah banyak dibahas oleh berbagai media online hingga para blogger di tanah air. 

Pada akhirnya, kita bisa mengambil pelajaran berharga dari berbagai situasi yang saat ini terjadi. Baik di Indonesia maupun di berbagai negara yang terjangkit COVID-19.

Atau bahkan kita pun bisa mengambil pelajaran mengenai hal apapun dari negara yang mungkin hingga saat ini dinyatakan bersih dari wabah virus corona. Misalnya Korea Utara, Turkmenistan dan Kepulauan Solomon.

Jangan Lengah, Corona Terus Mengintai

virus corona dan new normal Indonesia
Hingga saat ini belum ada lembaga yang menyatakan secara tegas kapan Indonesia bisa terbebas dari wabah ini.

Semuanya segera menginginkan kehidupan normal. Karena bagaimanapun keadaan ini memberikan dampak yang besar pada berbagai lini kehidupan.

Salah satu dampaknya adalah menurunnya perekonomian masyarakat Indonesia. Namun, Indonesia tidak boleh larut dalam kondisi ini, tapi tidak juga kemudian menjadi lengah.

"Indonesia tidak boleh larut dalam kondisi ini, tapi juga jangan lengah"

Karena sekali lengah, bisa saja wabah ini akan benar-benar melumpuhkan Indonesia. Bayangkan saja, hingga saat ini saja pasien positif COVID-19 sudah menyentuh angka 20an ribu. 

Kemudian, jika dibandingkan dengan jumlah dokter dan tenaga medis dan bahkan para relawan COVID-19 yang saat ini menangani pasien terjangkit corona. 

Dipastikan jumlahnya tidak akan sebanding dengan jumlah pasien yang terus bertambah setiap harinya.

Jadi, tetaplah waspada! Jaga diri kita, keluarga, lingkungan terkecil hingga lingkungan yang lebih luas dari sebaran virus ini.

Caranya dengan menerapkan pola hidup sehat, beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan dan tetap mengikuti himbauan pemerintah.


Fase New Normal Indonesia

fase new normal indonesia
Sudah hampir tiga bulan terakhir ini, yaitu sekitar bulan Maret-Mei 2020. Kita dan masyarakat Indonesia lainnya menjalani kehidupan yang mungkin sangat berbeda dari kehidupan biasanya.

Bahkan kemudian muncul berbagai lelucon bentuk meme comic (berupa gambar yang disertai tulisan lucu) yang menyinggung bahwa kita bisa menjadi pahlawan hanya dengan rebahan di rumah saja.

Hal ini, jika disadari dan dihubungkan dengan kondisi saat ini ada benarnya. Pasalnya sejak jumlah pasien COVID-19 mulai meningkat, pemerintah kemudian merespon dengan melakukan himbauan untuk melakukan berbagai aktivitas pekerjaan, belajar, bahkan hingga belanja dari rumah.

Bahkan tagar #DirumahAja di berbagai platform media sosial terus dikampanyekan. Tak lain dan tak bukan, hal ini adalah salah satu langkah untuk mencegah penularan virus corona. 

Hingga akhirnya, Ia yang mengikuti himbauan pemerintah untuk tetap stay at home bak seorang pahlawan. Karena ia telah menjadi bagian dari masyarakat yang bisa menekan angka pasien positif akibat corona.

Bahkan, kadang kita akan merasa geram sendiri. Dimana ketika kita telah memaksakan untuk tetap berada di rumah, kemudian masyarakat di wilayah lain malah memanfaatkan liburan di tengah pandemi ini.

Atau bahkan beberapa orang mungkin dengan lantang mengungkapkan kekesalannya di media sosial. 
“Kalo bisa di rumah #DirumahAja dulu, Kalo harus keluar rumah terapkan protokol kesehatan, Ini untuk kita dan jutaan masyarakat Indonesia”
Berbulan-bulan kita berada dalam fase ini. Bekerja dari rumah atau dikenal dengan WFH (Work from Home), dan untuk para pelajar belajar di rumah

Hingga akhirnya kita mulai terbiasa dengan kondisi ini dan pelan-pelan mulai menikmatinya.

Apakah ini yang kemudian disebut dengan fase new normal?

Berbagai perubahan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat yang awalnya terbilang ekstrim, sekarang seolah sudah mulai menjadi hal biasa.

Istilah new normal kemudian mulai dikampanyekan oleh pemerintah untuk menjaga keberlangsungan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.

New normal adalah kondisi dimana masyarakat mulai beraktivitas kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. 

Misalnya, tetap menerapkan physical distancing, mengurangi penggunaan transportasi publik, menggunakan masker, sering cuci tangan dan berbagai hal lainnya yang kemudian akan menjaga diri setiap orang melakukan kontak fisik dengan orang lain untuk mencegah tertular virus corona.


Setiap kebijakan akan berdampingan dengan resiko

Pun dengan kebijakan pemerintah mengenai kebijakan new normal disaat pandemi di Indonesia belum berakhir. Maka, ada berbagai kemungkinan yang akan timbul dari kebijakan ini.

Jika hal ini kemudian dilakukan gegabah, tanpa riset, kajian dan pertimbangan dalam berbagai hal, maka bersiaplah wabah ini tidak akan pernah berakhir. Maka, bukan hal mustahil korban akibat wabah ini juga akan terus meningkat tajam.

Meskipun pada dasarnya setiap orang selalu berharap Indonesia segera sembuh, terbebas dari COVID-19.

Baca Juga:
Tapi jika kebijakan ini dilakukan atas pertimbangan kesehatan masyarakat (dengan kata lain: tidak hanya menitikberatkan pada sektor ekonomi) kemudian masyarakatnya pun bisa disiplin.

Maka, bukan hal mustahil Indonesia akan hidup berdampingan dengan COVID-19 atau bakan terbebas darinya.

9 Responses to "Suara Hati: Keresahan Karena Corona, Hingga Fase New Normal Indonesia"

  1. Belajar dari yang terjadi di negara lain, pelonggaran PSBB harus secepatnya dilakukan untuk menghidupkan kembali perekonomian masyarakat itu sendiri, nw normal menjadi pilihan saat ketidakpastian kapan vaksin akan ditemukan.

    ReplyDelete
  2. Virus ini sudah terlanjur menyebar ke seluruh penjuru negeri ini gan. Jadi mau ngga mau kita harus bisa hidup berdampingan dengan virus tersebut. Berpikir positif saja, banyak pasien yang sembuh kok.

    ReplyDelete
  3. Belajar dari sejarah, new normal diangka terjangkit covid yang masih tinggi was was banget , nimbulin gelombang 2 yang lebih besar

    ReplyDelete
  4. Jangan pernah lengahdan tingkatkan kewaspadaan adalah salah satu cara guna menghindari dampak corona yang masih ada.

    ReplyDelete
  5. Iya nih ya.. suka sedih corona belum selesai2 juga ;( padahal belum ketemu2 orang tua.. smpe lebaran aja virtual pake zoom ;(

    ReplyDelete
  6. Adanya nanti new normal ini mungkin menurut saya bakal menambah Imun seseorang nanti ..nice informasi gan

    ReplyDelete
  7. Saya dukung saja deh segala kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah, dan kita perlu ikuti anjuran pemerintah. Semoga dengan adanya kebijakan new normal ini, kedepannya masyarakat bisa hidup lebih sehat, menjaga kebersihan, dan menciptakan manusia yang lebih kuat dari sebelumnya, dan imun tubuh kuat dalam menghadapi penyakit apapun 👍

    ReplyDelete
  8. Sudah seharusnya kita belajar dari sejarah.
    Di abad 12 dahulu seorang ulama bernama Ibnu hajar Asqalani telah menuliskan didalam bukunya tentang bagaimana menghadapi wabah seperti ini. Bahwasanya tahun 749H telah terjadi wabah tha'un di negeri suriah. Umat muslim dianjurkan untuk di rumah saja dan jangan berkerumun. Tetapi mereka tidak mengindahkan saran tersebut malah beramai2 ke mesjid meminta kepada Allah agar wabah ini dihilangkan. Namun apa yang terjadi, bukan wabah yang hilang tetapi mayat-mayat kembali bergelimpangan. Wabah menyebar kembali dengan begitu cepat..😢😢

    ReplyDelete
  9. Paling khawatir sama anak sekolah sih, kemungkinan besar masih banyak yang tidak terlalu paham dengan protokol kesehatan yang disarankan pemerintah. Apalgi di Indonesia belum ada tanda2 corona mereda, jadi betul2 harus waspada. Tapi jangan terlalu takut juga.

    ReplyDelete

Gimana Artikelnya Gan? Tulis komentar di bawah ini ya !

Iklan

Iklan

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan