Nobody's Perfect: Fanatik Buta Suporter Bola

Daftar Isi [Tampil]


Rubrikpena.com - Tidak ada baiknya dalam hal apa pun berlebih-lebihan. Baik itu dalam konteks ibadah apa lagi dalam konteks hidup bermasyarakat. Berlebihan dalam meyakini sesuatu atau membela secara membabi buta satu orang, atau organisasi tertentu sehingga berlebihan dan menganggap tidak ada orang lain yang lebih benar darinya adalah fanatik buta yang menyesatkan sehingga membutakan mata untuk melihat kebenaran atau pendapat lain.

Fanatisme kepada suatu organisasi atau orang tertentu di Indonesia sendiri begitu merebak, namun jangan sampai fanatik terhadap seorang tokoh tertentu atau organisasi mematikan mata hati sehingga benar-benar buta dari melihat kekurangan atau penyimpangan yang ada padanya, karena nobody is perfect

Merasa diri paling benar, merasa golongan dan warna yang kita berada di dalamnya paling kuat. Itu adalah suatu kebodohan, karena kita adalah hanya mahluk yang lemah kita hanya selalu bersikap sombong dan angkuh. Padahal itu semua nol besar, karena hanya Allah dzat yang Maha Sempurna.

Begitu banyak contoh fanatik buta yang pada akhirnya mengesampingkan sifat manusiawi yang tidak beradab. Seperti telah terjadi baru-baru ini tepatnya pada hari Minggu, 23 September 2018 diberitakan seorang suporter Persija Jakarta (The Jakmania) dikeroyok oleh oknum suporter PERSIB (Bobotoh) saat menonton laga kedua klub tersebut di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung. 

Miris, karena ini adalah pengulangan juga rentetan kejadian yang sering terjadi, yaitu perseteruan suporter dalam dunia sepak bola yang berujung pada kematian. ini adalah contoh suatu tindakan fanatik yang telah buta, tidak lagi dapat melihat suatu permasalahan atau perbedaan dengan kejernihan hati dan pikiran, menganggap bahwa ia yang berbeda adalah musuh yang kemudian harus habisi.

Jangan nodai sebuah pertandingan yang menjadi hiburan dan seharusnya menjunjung tinggi sportifitas didalamnya dengan tindakan-tindakan yang tidak menunjukkan adab padanya. Pertengkaran itu adalah "kalah jadi abu menang jadi arang". Maka jangan jadikan perbedaan sebagai modal untuk bermusuhan atau bahkan bertikai satu sama lain.

Berbeda adalah wajar, bahakan beda adalah sebuah anugerah Tuhan bagi makhluk di dunia ini, karena dengan perbedaan itu akan muncul rasa saling menghargai, rasa saling membutuhkan atau bahkan rasa yang kemudian menjadi saling melengkapi dengan cinta. 

Perbedaan pilihan, perbedaan warna, perbedaan organisasi, perbedaan suku, bahasa dan agama bagi kita sebagai orang Indonesia itu seharusnya menjadi aset terbesar untuk saling bahu-membahu, saling gotong royong membangun bangsa dan peradaban yang baik.

Berpikirlah dengan nurani yang jernih untuk menciptakan suasana hidup bermasyarakat yang nyaman, adem dan penuh kehangatan. Tidak kemudian menganggap golongan atau warna yang kita ada didalamnya memiliki rasa yang paling besar dan paling benar. 

Jangan matikan hati dan pikiran dengan fanatik buta, sehingga hati dan pikiran kita tidak mampu lagi melihat kebenran yang disuguhkan Tuhan melalui perkataan atau bahkan perbuatan orang lain.

____
Turut berduka cita atas meninggalnya Haringga Sirla, semoga almarhum Husnul Khatimah.
Selain itu kita juga berdoa dan berusaha untuk menjadikan ini adalah tragedi terakhir dalam dunia sepak bola khususnya, dan sebuah pelajaran berharga dalam menyikapi sebuah perbedaan warna dan golongan.

0 Response to "Nobody's Perfect: Fanatik Buta Suporter Bola"

Post a Comment

Gimana Artikelnya Gan? Tulis komentar di bawah ini ya !

Iklan

Iklan

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan